Selasa, 14 Juni 2016

Hakikat Sastra Anak



A. Hakikat Sastra Anak
Disekolah Dasar, Pembelajaran Sastra dimaksudkan Untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Menurut Huck (1987 : 630-623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yakni :
  1. Pencarian kesenangan Pada buku
  2. Menginterprestasikan bacaan sastra
  3. Mengembangkan kesadaran bersastra
  4. Mengembangkan apresiasi
Pembelajaran sastra di SD adalah Pembelajaran sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.

Minggu, 12 Juni 2016

Manusia dan Lingkungan



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Tuhan menciptakan manusia yang terdiri dari triliunan sel, kemudian dari sel tersebut membentuk jaringan dan jaringan tersebut membentuk organ.Manusia juga diberi otak untuk selalu berpikir.Selain otak, manusia juga diberi hati (qolbu) inilah yang membedakan dengan mahluk lainnya dan menyandang predikat mahluk yang paling sempurna.Setiap mahluk apapun macamnya, hanya dapat hidup dalam suatu lingkungan dengan kondisi yang baik, atau paling tidak masih dalam rentanang kisaran toleransinya.Selain faktor kondisi, mahluk hidup juga harus berada dalam lingkungan yang dapat menyediakn segala sumber daya yang dibutuhkannya. Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan dari ekosistem atau system ekologi.Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis) dengan berbagai benda mati membentuk suatu system.Lingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu system kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.      

Jumat, 10 Juni 2016

Kenakalan Remaja




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Di zaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan remaja semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan secara psikologis agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang menjadi penyebab kenakalan remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai latar belakang remaja itu sendiri. Setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan, keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang salah menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di zaman  sekarang ini dengan alasan modernisasi para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas dikerjakan. Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-minuman keras, pergaulan bebas dan sebagainya.  Apabila kenakalan remaja dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak masa depan mereka sendiri, terlebih masa depan bangsa ini. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang.
            Hal-hal seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman  dikalangan remaja. Padahal remaja atau pemuda adalah  harapan agama dan bangsa. Merupakan sebuah tonggak harapan , yang menjadi agent of change, social  control dan iron stock.

Jujur dan Tidak Jujur dalam kegiatan akademik



A. Jujur Dalam Kegiatan Akademik
       Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat didalamnya, baik dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat luas. Keharusan sekolah untuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya yang kondusif bagi peningkatan efektivitas sekolah pada umumnya dan efektivitas pembelajaran pada khususnya, yang berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran.
      Relasi pendidikan antara pendidik dengan anak didik merupakan hubungan yang membantu karena selalu diupayakan agar ada motivasi pendidik untuk mengembangkan potensi anak didik dan membantu anak didik untuk memecahkan masalahnya. Dikeluarga, relasi antara orang tua dengan anak-anak merupakan relasi yang membantu. Karena itu orang tua harus dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak. Cara utama adalah orang tua menciptakan situasi rumah yang kondusif untuk berkembang, belajar, berinisiatif, berkreatif dan sebagainya. Dunia pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya tata karma kehidupan sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah tanggapan negative yang amat merisaukan masyarakat. Dalam hal ini sangat berhubungan dengan iklim sekolah jikalau hubungan sosial disekolah kurang baik maka tidak ada saling hormat kepada kepala sekolah dengan guru, guru dengan pengawai sekolah, guru dengan murid, murid dengan murid lainnya, kurang disiplin, kurang sopan berpakaian, kurang disiplin menggunakan waktu dan tidak mengindahkan peraturan yang sudah dibuat. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan sekolah baik itu ruangan kelas siswa, maupun ruangan lainnya, perkelahian antar pelajar dan menggunakan obat terlarang. Jikalau iklim sekolah kurang diperhatikan maka sangat mempengaruhi hasil akademik siswa terutama nilai prestasi yang diterima akan tidak jujur, kurangnya disiplin sekolah sehingga Siswa yang berhasil melalui cara-cara yang tidak jujur dengan cara menyontek karya orang atau plagiasi hasil karya akademiknya, akan senantiasa dirasakan dalam bentuk ketidak cakapan (incompetency) dalam dunia kerja atau dalam praktek-praktek lainnya dalam kehidupannya kelak. Dengan kata lain bisa jadi ia berhasil dalam nilai yang bagus, namun tidak akan mendapat tempat dalam kapasitas hidupnya dimata orang lain, lebih-lebih dalam dunia kerja. Sebab nilai yang diperoleh adalah palsu.

Kamis, 09 Juni 2016

Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Mata  pelajaran  Pendidikan  Kewarganegaraan  merupakan mata  pelajaran yang memfokuskan  pada  pembentukan  warga  negara yang memahami dan  mampu  melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter  yang di amanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan membahas berbagai aspek-aspek dalam kehidupan,  yaitu pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia,dan suku bangsa.
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000  menurut  Kep. Dirjen dikti No. 267/Dikti/2000 materi Pendidikan  Kewiraan  membahas tentang hubungan antara warga negara dengan negara. Sebutan Pendidikan  Kewiraan di ganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok  Pendidikan  Kewarganegaraan adalah tentang hubungan warga negara dengan negara. Kalau kaitan Pendidikan. Kewarganegaraan dalam lingkup Filasafat Ilmu menjadi kajian dalam penerapan Pendidikan Kewarganegaraan sendiri dan menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penyusun ingin membahas pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan agar mudah di pahami oleh anak-anak.