BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Di zaman era globalisasi dan
modernisasi seperti sekarang ini kenakalan remaja semakin mengkhawatirkan.
Perlu adanya bimbingan dan pendekatan secara psikologis agar kenakalan remaja
tidak semakin parah. Banyak hal yang menjadi penyebab kenakalan remaja, salah
satu di antaranya adalah mengenai latar belakang remaja itu sendiri. Setiap
remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang
berbeda-beda, pergaulan, keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang
salah menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di
zaman sekarang ini dengan alasan
modernisasi para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas
dikerjakan. Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-minuman
keras, pergaulan bebas dan sebagainya.
Apabila kenakalan remaja dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak masa
depan mereka sendiri, terlebih masa depan bangsa ini. Kenakalan remaja di era
modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang
sudah mengenal rokok, narkoba, freesex,
dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat
dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang.
Hal-hal
seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman
dikalangan remaja. Padahal remaja atau pemuda adalah harapan agama dan bangsa. Merupakan sebuah tonggak harapan ,
yang menjadi agent of change,
social control dan iron stock.
B.
Rumusan masalah
Masalah yang dibahas sebagai berikut :
1. Siapa remaja itu ?
Kapan orang disebut remaja ?
2. Apa saja contoh
kongrit kenakalan remaja ?
3. Adakah faktor yang mempengaruhi kenakalan
remaja ?
4. Apa dampak dari kenakalan remaja?
5. Apa
andil remaja dalam pembangunan agama dan bangsa ?
6. Bagaimana solusi dalam menanggapi
kenakalan remaja ?
C.
TUJUAN
Tujuan pembahasan ini adalah untuk
menggambarkan kehidupan dan kenakalan
remaja dewasa ini. Serta mendeskripsikan solusi
perspektif Islam dalam menanggapi berbagai macam integritas etika pergaulan
remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KENAKALAN REMAJA
Remaja
adalah usia yang dipenuhi dengan semangat yang sangat tinggi tetapi adakalanya
semangat tersebut mengarah ke sesuatu yang bersifat negatif sehingga sering
disebut dengan kenakalan remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Masa remaja
awal merupakan masa
transisi
atau yang biasa
disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana
terjadi juga perubahan
pada dirinya baik
secara fisik, psikis, maupun
secara sosial (Hurlock,
1973). Pada masa
transisi tersebut
kemungkinan dapat menimbulkan
masa krisis, yang
ditandai dengan kecenderungan
munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi
tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang
mengganggu . Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Seiring dengan perubahan fisik dan
psikis muncullah prilaku menyimpang atau kenakalan. Kenakalan didefenisikan
sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma, menyimpang dari hukum dalam
masyarakat, peraturan sosial, adat, hukum dan agama. Oleh karena itu setiap
tindakan remaja yang dianggap salah atau tidak pada tempatnya dapat dikatakan
atau dikualifikasikan sebagai kenakalan. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi
kenakalan remaja juga dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
a. Kartono, ilmuwan sosiologi
“Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada
remaja yang di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
b. Santrock
“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai
perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
kriminal.”
c. Paul Moedikdo,SH
1). Semua perbuatan yang dari orang
dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua
yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya2). Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulka keonaran dalam masyarakat.
3). Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
B. CONTOH
KENAKALAN REMAJA
Contoh Kongkrit dalam meningkatnya tingkat kriminal di
Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari
kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat beranekaragam dan
bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang dewasa.
Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami misalnya:
pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah
kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif yang
baik atau mengagumkan.
Berikut ini adalah beberapa contoh
atau jenis-jenis kenakalan remaja yang sering timbul di masyarakat :
a. Membolos sekolah
b.
Kebut-kebutan di jalanan
c. Geng
motor
d.
Penyalahgunaan narkotika
e. Perilaku seksual pranikah
f. Perkelahian antar pelajar
g. Melawan orang tua dan guru
h. Malas beribadah
i. Merusak
fasilitas umum
j. Tawuran
k. Berkelahi dengan teman
l. Nonton majalah atau video porno
m.
Main game berlebihan
n. Judi besar dan kecil-kecilan
o. Menghabiskan uang sekolah
p. Bersifat agresif
q. Bersifat pengangguran
r.
Lari dari rumah
s. Informasi dan tehnologi yang negative
t. Pengaruh negatif perkembangan teknologi
modern
Masih banyak contoh kongkret yang
biasa kita jumpai di lingkungan sekitar. Hanya saja terkadang kita terlalu
lalai untuk memperthatikan sekitar. Tidak terkecuali para orang rua yang selalu
disibukkan dengan pekerjaannya.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Kenakalan remaja
dalam studi masalah
sosial dapat dikategorikan
ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif
perilaku menyimpang masalah sosial
terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan
sosial ataupun dari
nilai dan norma
sosial yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat
dianggap sebagai sumber masalah karena
dapat membahayakan tegaknya
sistem sosial. Penggunaan konsep
perilaku menyimpang secara
tersirat mengandung makna
bahwa ada jalur
baku yang harus
ditempuh. Perilaku yang tidak
melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang. Untuk mengetahui latar
belakang perilaku menyimpang
perlu membedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak disengaja
dan yang disengaja, diantaranya
karena pelaku kurang memahami aturan-aturan
yang ada, perilaku menyimpang
yang disengaja, bukan
karena pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang
relevan untuk memahami
bentuk perilaku tersebut,
adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, padahal ia
tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Prilaku
menyimpang yang muncul pada diri remaja bukanlah sesuatu yang instan. Ada
banyak factor yang menyebabkan prilaku itu muncul, baik secara internal (factor
dalam rumah dan psikologi) maupun eksternal (factor lingkungan luar)
a. Faktor Internal
Masa remaja identik dengan
keceriaan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri dan sebagainya. Tidak
jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena
remaja lebih cenderung memiliki sifat egosentris. Dalam factor internal
penyebab penyimpangan prilaku remaja, lebih cenderung kepada:
1) Psikologi
Pribadi
Karena mental remaja yang masih tergolong labil dengan didukung keingintahuan yang kuat, maka biasanya mereka
cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan
ditimbulkan.
2)
Keluarga
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ
النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ،
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap
anak itu dilahirkan dalam keadaan firah. Maka bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi, atau nasrani, atau majusi (HR. Bukhori).
Orang
tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan prilaku
anaknya. Yahudi atau Nasrani anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan
dari orang tua adalah factor terpenting dalam memperbaiki dan membentuk
generasi yang baik. Begitupu dengan kerusakan moral pada remaja juga tidak
terlepas dari kondisi dan suasana keluarga. Keadaan keluarga yang carut-marut
dapat memberikan pengaruh yang sangat negatif bagi anak yang sedang/sudah
menginjak masa remaja. Karena, ketika mereka tidak merasakan ketenangan dan
kedamaian dalam lingkungan keluarganya sendiri, mereka akan mencarinya ditempat
lain. Sebagai contoh; pertengkaran antara ayah dan ibu yang terjadi, secara
otomatis akan memberikan pelajaran kekerasan kepada seorang anak. Bukan hanya
itu, kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk
mendidik anak adalah juga merupakan faktor penyebab moral anaknya bejat.
b. Faktor
Eksternal
1) Lingkungan
Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter moral generasi muda. Pertumbuhan remaja tidak akan jauh
dari warna lingkungan tempat dia hidup dan berkembang. Pepatah arab
mengatakan “al insan ibnu
biatihi”.Lingkungan yang sudah penuh dengan tindakan-tindakan amoral, secara
otomatis akan melahirkan generasi yang durjana.
2) Teman Pergaulan
Perilaku
seseorang tidak akan jauh dari teman pergaulannya. Pepatah arab mengatakan,
yang artinya: ” dekat penjual
minyak wangi, akan ikut bau wangi, sedangkan dekat pandai besi akan ikut bau
asap”. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung hidup berkelompok
(geng) dan selalu ingin diakui identitas kelompoknya di mata orang lain. Oleh
sebab itu, sikap perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat
perbedaannya. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena
pengaruh teman pergaulannya. Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya,
maka seorang remaja cenderung menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang
sudah menjadi konsensus anggota geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya.
D. DAMPAK KENAKALAN REMAJA
D. DAMPAK KENAKALAN REMAJA
Dampak kenakalan remaja pasti akan
berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh
menjadi sosok dengan bekepribadian
buruk. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari
atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap
sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia
dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan
kejiwaan.
Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai,
merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
Tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini
tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan
remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya. Masa depan
yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan
kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh
pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan
cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
E. REMAJA, AGAMA DAN BANGSA
E. REMAJA, AGAMA DAN BANGSA
Remaja, agama dan bangsa pada
hakikat memiliki hubungan yang sepadan. Remaja bisa juga disebut dengan pemuda.
Pemuda (manusia) adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
keadaannya. Selain diberi bentuk atau rupa yang sempurna, ia masih juga
dibekali dengan kemammpuan akalnya. Dengan dibekali kemampuan akal inilah
manusia menciptakan berbagaimacam peralatan hidup, pengetahuan, membentuk masyarakat,menyelenggarakan
pemerintahan dan bahkan menciptakan kerusuhan.
a. Remaja dan Agama
Allah SWT telah menyeru kepada
kita sebagai manusia dengan berbagai macam
taklif. Allah telah menjadikan kita sebagai sasaran seruan dan taklif melalui syariat-Nya. Allah
akan membangkitkan manusia dan menghisab amal perbuatannya. Allah SWT
menciptakan manusia, baik pria maupun wanita, dengan suatu fitrah yang khas.
Wanita adalah manusia, sebagaimana halnya pria. Masing-masing tidak dapat
dibedakan dari segi kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya dalam
hal ini. Diwajibkan kepada wanita untuk menjalankan sholat lima waktu, puasa
ramadhan, zakat, dan haji sebagaimana diwajibkan pula kepada pria. Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat:49
yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kami
telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu
menjadikan kalian berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal”
Dalam hal
ini Allah menyediakan tantangan sebagai stimulan kehidupan yang untuk
merangsang munculnya semangat perubahan sekaligus nurani kepahlawanan dalam
diri manusia. Orang-orang yang tidak memiliki nurani akan melihat tantangan
sebagai beban berat, mereka menghindarinya dan dengan sukarela menerima posisi
kehidupan yang tidak terhormat. bagi orang yang mempunyai nurani kepahlawanan
akan mengatakan kepada tantangan tersebut “Ini untuk ku”.
Pemuda
Islam akan selalu berjuang untuk menjadikan tantangan sebagai motifasi demi
kesejahteraan umat manusia. Dalam beragama mereka tidak memahaminya sebagai
ritual belaka, melainkan sebuah kerja, sebuah aksi nyata. Tidak sedikit yang
memahami agama merupakan ritual belaka, paradigma harus segera diubah karena
agama tidak seperti itu.
Agama
merupakan pranata untuk menyempurnakan kemanusiaan manusia, dan pada waktu yang
bersamaan berfungsi untuk mengangkat harkat dan derajat manusia. Dengan
demikian, pemahaman yang komperhensif terhadap agama akan mampu membangun moral
force yang tangguh dan compatible, sebagai salah satu syarat
membangun bangsa yang telah sekian lama dihimpit dan terjerumus dalam
kemunduran.
Untuk
membangun bangsa menuju kepada kemajuan dan kejayaan, tidak hanya menitik
beratkan pada pembangunan “fisik”, tetapi ada yang lebih penting untuk
dibangun, yaitu pembangunan kristal nilai dan rasa yang terdapat pada wilayah
yang transenden. Pendekatannyapun menggunakan pendekatan yang berorientasi pada
wilayah spiritual. Maka tugas penting daripada orang tua yaitu menanamkan pendidikan
agama sejak dini kepada anak-anaknya.
b. Remaja dan Bangsa
Para pemuda ibarat ruh dalam setiap
tubuh komunitas atau kelompok, baik itu dalam lingkup kecil ataupun luas
seperti negara. Mereka merupakan motor penggerak akan sebuah kemajuan bangsa. Makanya tidak heran, jika ada yang
mengatakan bahwa sebuah negara akan menjadi kuat eksistensinya, ketika para
pemudanya mampu tampil aktif dan dinamis di tengah masyarakat.
Ketika kita membicarakan
sosok seorang pemuda, maka sebenarnya sama halnya kita sedang berbicara
mengenai dunia remaja. Menurut beberapa pakar psikologi yang telah disebut di
atas, masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan. Oleh sebab itu di
sinilah mental remaja itu akan benar-benar diuji. Berbagai fenomena yang syarat
akan jawaban dan persoalan yang menuntut sebuah solusi akan terus senantiasa
mengiringinya.
Tongkat
estafet pembangunan karekter bangsa dan negera ini akan terus berganti dari
masa ke masa, seiring dengan pergantian generasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan
sosok generasi yang tangguh dan ulet untuk mengemban amanah besar ini. Pemuda,
dengan segala kelebihan dan keistimewaannya sangat diharapkan untuk dapat
mewujudkan cita-cita nasional menuju bangsa yang bermartabat dan berdaulat
secara utuh. Tentunya pemuda yang dimaksud adalah mereka-mereka yang mempunyai
jiwa nasionalisme, patriotisme serta didukung dengan komitmen moral yang kokoh.
Dalam
sejarah kemerdekaan negara republik Indonesia, remaja atau pemuda telah ikut
andil dalam menciptakan sebuah cita-cita bangsa, yaitu memerdekakan bangsa
Indonesia. Teks sumpah pemuda menjadi bukti eksistensi pemuda Indonesia. Demikianlah
Sumpah Pemuda yang diikrarkan 83 tahun yang lalu. Sejarah nasional telah
membuktikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa
masyarakat yang tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya.
Bangsa ini lepas dari cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Catatan
sejarah gerakan kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Mereka, para
pemuda ini, muncul atas air mata, keringat dan darah rakyat Indonesia. Kurang
lebih 350 tahun, selama itu, Indonesia hidup dalam kesengsaraan. Kebebasan yang
terampas, dan pergerakkan perjuangan dibawah tekanan penjajah. Hingga ketika
pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan, para pemuda ini menggetarkan
hati rakyat Indonesia, “Kami Putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah
yang satu, darah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Semangat mereka mewakili
cita-cita perjuangan bangsa, yang kemudian dikenal dengan peristiwa “Sumpah
Pemuda”. Para pemuda ini bekerja tanpa pamrih. Yang diinginkannya hanyalah
kemerdekaan , kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sampai kerja keras mereka berbuah dengan indah, cita-cita yang
diperjuangkan, mengenai kebebasan, sampai kini dinikmati oleh semua kalangan
rakyat Indonesia.
Sekali lagi, sejarah membuktikan
pentingnya peran pemuda dalam mengubah bangsa. Tinta emas yang ditorehkan
selalu menyita perhatian dari berbagai jenis kalangan dan golongan. Tidak
peduli dari warna mana pemuda itu berasal, langkah tegapnya selalu
dinanti-nanti. Karena geraknya merupakan manifestasi pembangunan bangsa.
F.
SOLUSI DALAM MASALAH KENAKALAN REMAJA
Dari berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan remaja
masa kini, maka tentunya ada beberapa solusi yang saya tawarkan dalam pembinaan
dan perbaikan remaja masa kini.
a. Membentuk Lingkungan yang Baik.
Sebagaimana disebutkan di atas
lingkungan merupakan factor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia, maka
untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang
baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang
sholeh, memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih banyak cara lain
yang bisa kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi
remaja atau anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.
b. Pembinaan
dalam Keluarga.
Sebagaimana disebut diatas bahwa
keluarga juga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk
memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang
paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai
ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan
bimbingan agama yang baik kepada keluarga dan masih banyak hal lagi yang bisa
kita lakukan, memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik tetapi
kita bisa lakukan itu dengan perlahan dan sabar.
c. Sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan
formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal
yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya
melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan seperti
rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan lain sebagainya,jika kita
optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan terjadinya kenakalan
remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Dewasa ini banyak hal-hal yang
terlupakan oleh kita sebagai manusia, khususnya orang tua dan remaja. Sering
sekali terjadi kelalaian dalam proses pendidikan. Hingga tidak heran banya remaja
yang tidak tebentuk sesuai dengan ajaran agama. Hal ini tentu tidak hanya
disebabkan oleh kelalaian dalam peroses pendidikan saja, terdapat banyak faktor
yang menunjang penyimpangan tersebut, misalkan keluarga yang tidak harmonis,
teman sepergaulan, teknologi modern dan lain sebagainya.
Remaja yang menjadi obyek disini
merupakan iron stock bagi agama dan bangsa. Maka apabila terjadi
kegagalan dalam proses pendidikan remaja, tidak hanya berdampak pada keluarga,
agama dan bangsa saja tetapi akan lebih berdampak pada spikologi remaja itu
sendiri. Remaja yang sering melakukan penyimpangan akan menjadi terbiasa oleh
hal-hal buruk. Sangat berbeda dengan remaja yang telah ditanamkan pendidikan
agama dalam hidupnya. Sehinggga satu yang harus dicamkan kepada para orang tua
yaitu, penanaman pendidikan agama sejak dini. Karena sangat dikhawatirkan
kepada remaja yang tidak memiliki rasa takut terhadap tuhannya akan mempunyai peluang besar untuk melakukan
penyimpangan moral bahkan sampai dengan tindakan kriminal.
Banyak hal yang perlu diperhatikan
dalam mendidik remaja. Terlebih dalam mendidik remaja yang telah terjerumus
lebih dulu. Dalam ini para orang tua harus lebih menciptakan suasana keluarga
diniyah yang harmonis dan memperhatikan teman sepergaulannya. Masih banyak hal
lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang terjadi saat ini.
Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang bijak tidak meyalahkan keadaan
tetapi mecari solusi untuk mengahadapi kenyataan.
2.
SARAN
Marilah kita bekerja sama dan
sama-sama bekerja untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan
putih bangsa ini ada di tangan mereka semua. Jika kita tidak memulai dari
sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan memperbaikinya.
Tidak ada lagi kata untuk saling menyalahkan. Untuk memulai perbaikan ini butuh
keseriusan semua pihak. Marilah kita sama-sama serius untuk
memperbaiki masa depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok.
Marilah kita memulai tidak hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha yang
nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
dan Terjemahannaya, Syaamil, Bandung
Darussalam,Burhanuddin
“Sistem Islam: Solusi Terbaik Bagi Tata Pergaulan Manusia” (Online) http://www.islamuda.com/?imud=rubrik&menu=cetak&kategori=3&id=210
Publikasi: Admin (04-07-2003) Sumber: ISLAMUDA [http://www.islamuda.com]. (diakses 22 Januari 2010)
Publikasi: Admin (04-07-2003) Sumber: ISLAMUDA [http://www.islamuda.com]. (diakses 22 Januari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar