Jumat, 10 Juni 2016

Kenakalan Remaja




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Di zaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan remaja semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan secara psikologis agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang menjadi penyebab kenakalan remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai latar belakang remaja itu sendiri. Setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan, keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang salah menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di zaman  sekarang ini dengan alasan modernisasi para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas dikerjakan. Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-minuman keras, pergaulan bebas dan sebagainya.  Apabila kenakalan remaja dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak masa depan mereka sendiri, terlebih masa depan bangsa ini. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang.
            Hal-hal seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman  dikalangan remaja. Padahal remaja atau pemuda adalah  harapan agama dan bangsa. Merupakan sebuah tonggak harapan , yang menjadi agent of change, social  control dan iron stock.

B.     Rumusan masalah
Masalah yang dibahas sebagai berikut :
1.      Siapa remaja itu ? Kapan orang disebut remaja ?
2.      Apa saja contoh kongrit kenakalan remaja ?
3.      Adakah faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja ?
4.      Apa dampak dari kenakalan remaja?
5.      Apa andil remaja dalam pembangunan agama dan bangsa ?
6.      Bagaimana solusi dalam menanggapi kenakalan remaja ?

C.    TUJUAN
            Tujuan pembahasan ini adalah untuk menggambarkan kehidupan dan kenakalan  remaja dewasa ini. Serta mendeskripsikan solusi perspektif Islam dalam menanggapi berbagai macam integritas etika pergaulan remaja. 


BAB II
PEMBAHASAN

A. KENAKALAN REMAJA
                       Remaja adalah usia yang dipenuhi dengan semangat yang sangat tinggi tetapi adakalanya semangat tersebut mengarah ke sesuatu yang bersifat negatif sehingga sering disebut dengan kenakalan remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Masa  remaja  awal  merupakan  masa  transisi atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,  dimana  terjadi  juga  perubahan  pada  dirinya  baik  secara  fisik, psikis,  maupun  secara  sosial  (Hurlock,  1973).  Pada  masa  transisi  tersebut kemungkinan  dapat  menimbulkan  masa  krisis,  yang  ditandai  dengan kecenderungan munculnya  perilaku menyimpang.  Pada kondisi  tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu . Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
           Seiring dengan perubahan fisik dan psikis muncullah prilaku menyimpang atau kenakalan. Kenakalan didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma, menyimpang dari hukum dalam masyarakat, peraturan sosial, adat, hukum dan agama. Oleh karena itu setiap tindakan remaja yang dianggap salah atau tidak pada tempatnya dapat dikatakan atau dikualifikasikan sebagai kenakalan. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja juga dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
a. Kartono, ilmuwan sosiologi
                  Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
b.  Santrock
Kenakalan remaja  merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
c.  Paul Moedikdo,SH 
1). Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya
 2). Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk   menimbulka keonaran dalam masyarakat. 
3). Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

B.   CONTOH KENAKALAN REMAJA       
           Contoh Kongkrit dalam meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami misalnya: pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan.
            Berikut ini adalah beberapa contoh atau jenis-jenis kenakalan remaja yang sering timbul di masyarakat :
a.      Membolos sekolah
b.      Kebut-kebutan di jalanan
c.      Geng motor
d.      Penyalahgunaan narkotika
e.      Perilaku seksual pranikah
f.      Perkelahian antar pelajar
g.     Melawan orang tua dan guru
h.     Malas beribadah
i.      Merusak fasilitas umum
j.      Tawuran
k.     Berkelahi dengan teman
l.      Nonton majalah atau video porno
m.    Main game berlebihan
n.     Judi besar dan kecil-kecilan
o.     Menghabiskan uang sekolah
p.     Bersifat agresif
q.     Bersifat pengangguran
r.      Lari dari rumah
s.     Informasi dan tehnologi yang negative
t.      Pengaruh negatif  perkembangan teknologi modern

         Masih banyak contoh kongkret yang biasa kita jumpai di lingkungan sekitar. Hanya saja terkadang kita terlalu lalai untuk memperthatikan sekitar. Tidak terkecuali para orang rua yang selalu disibukkan dengan pekerjaannya.
C.   FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
            Kenakalan  remaja  dalam  studi  masalah  sosial  dapat  dikategorikan  ke dalam  perilaku  menyimpang. Dalam  perspektif  perilaku menyimpang masalah sosial  terjadi  karena  terdapat  penyimpangan  perilaku  dari  berbagai  aturan-aturan sosial  ataupun  dari  nilai  dan  norma  sosial  yang  berlaku.  Perilaku menyimpang dapat  dianggap  sebagai  sumber masalah  karena  dapat membahayakan  tegaknya sistem  sosial. Penggunaan  konsep  perilaku  menyimpang  secara  tersirat mengandung makna  bahwa  ada  jalur  baku  yang  harus  ditempuh.  Perilaku yang tidak melalui  jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk  mengetahui  latar  belakang  perilaku  menyimpang  perlu membedakan  adanya  perilaku  menyimpang yang  tidak  disengaja  dan  yang disengaja,  diantaranya  karena  pelaku  kurang memahami  aturan-aturan  yang  ada, perilaku   menyimpang  yang  disengaja,  bukan  karena  pelaku  tidak mengetahui aturan. Hal  yang  relevan  untuk  memahami  bentuk  perilaku  tersebut,  adalah mengapa  seseorang  melakukan  penyimpangan,  padahal  ia  tahu  apa  yang dilakukan melanggar aturan. Prilaku menyimpang yang muncul pada diri remaja bukanlah sesuatu yang instan. Ada banyak factor yang menyebabkan prilaku itu muncul, baik secara internal (factor dalam rumah dan psikologi) maupun eksternal (factor lingkungan luar)
     a. Faktor Internal
                         Masa remaja identik dengan keceriaan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri dan sebagainya. Tidak jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja lebih cenderung memiliki sifat egosentris. Dalam factor internal penyebab penyimpangan prilaku remaja, lebih cenderung kepada:
    1)    Psikologi Pribadi
Karena mental remaja yang masih tergolong labil dengan didukung  keingintahuan yang kuat, maka biasanya mereka cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan.
     2)  Keluarga
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan firah. Maka bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi, atau nasrani, atau majusi (HR. Bukhori).
                                    Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan prilaku anaknya. Yahudi atau Nasrani anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari orang tua adalah factor terpenting dalam memperbaiki dan membentuk generasi yang baik. Begitupu dengan kerusakan moral pada remaja juga tidak terlepas dari kondisi dan suasana keluarga. Keadaan keluarga yang carut-marut dapat memberikan pengaruh yang sangat negatif bagi anak yang sedang/sudah menginjak masa remaja. Karena, ketika mereka tidak merasakan ketenangan dan kedamaian dalam lingkungan keluarganya sendiri, mereka akan mencarinya ditempat lain. Sebagai contoh; pertengkaran antara ayah dan ibu yang terjadi, secara otomatis akan memberikan pelajaran kekerasan kepada seorang anak. Bukan hanya itu, kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak adalah juga merupakan faktor penyebab moral anaknya bejat.
     b.    Faktor Eksternal
     1)    Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter moral generasi muda. Pertumbuhan remaja tidak akan jauh dari warna lingkungan tempat dia hidup dan berkembang. Pepatah arab mengatakan “al insan ibnu biatihi”.Lingkungan yang sudah penuh dengan tindakan-tindakan amoral, secara otomatis akan melahirkan generasi yang durjana.
     2)  Teman Pergaulan
                                    Perilaku seseorang tidak akan jauh dari teman pergaulannya. Pepatah arab mengatakan, yang artinya: ” dekat penjual minyak wangi, akan ikut bau wangi, sedangkan dekat pandai besi akan ikut bau asap”. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung hidup berkelompok (geng) dan selalu ingin diakui identitas kelompoknya di mata orang lain. Oleh sebab itu, sikap perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat perbedaannya. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena pengaruh teman pergaulannya. Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya, maka seorang remaja cenderung menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang sudah menjadi konsensus anggota geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya. 

 D.  DAMPAK KENAKALAN REMAJA
            Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok dengan  bekepribadian buruk. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan  merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
        Tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.

  E.    REMAJA, AGAMA DAN BANGSA
            Remaja, agama dan bangsa pada hakikat memiliki hubungan yang sepadan. Remaja bisa juga disebut dengan pemuda. Pemuda (manusia) adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain diberi bentuk atau rupa yang sempurna, ia masih juga dibekali dengan kemammpuan akalnya. Dengan dibekali kemampuan akal inilah manusia menciptakan berbagaimacam peralatan hidup, pengetahuan, membentuk masyarakat,menyelenggarakan pemerintahan dan bahkan menciptakan kerusuhan.
a.    Remaja dan Agama
Allah SWT telah menyeru kepada kita sebagai manusia dengan berbagai macam  taklif. Allah telah menjadikan kita sebagai sasaran  seruan dan taklif melalui syariat-Nya. Allah akan membangkitkan  manusia dan  menghisab amal perbuatannya. Allah SWT menciptakan manusia, baik pria maupun wanita, dengan suatu fitrah yang khas. Wanita adalah manusia, sebagaimana halnya pria. Masing-masing tidak dapat dibedakan dari segi kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya dalam hal ini. Diwajibkan kepada wanita untuk menjalankan sholat lima waktu, puasa ramadhan, zakat, dan haji sebagaimana diwajibkan pula kepada pria.  Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat:49 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal”
                        Dalam hal ini Allah menyediakan tantangan sebagai stimulan kehidupan yang untuk merangsang munculnya semangat perubahan sekaligus nurani kepahlawanan dalam diri manusia. Orang-orang yang tidak memiliki nurani akan melihat tantangan sebagai beban berat, mereka menghindarinya dan dengan sukarela menerima posisi kehidupan yang tidak terhormat. bagi orang yang mempunyai nurani kepahlawanan akan mengatakan kepada tantangan tersebut “Ini untuk ku”.
            Pemuda Islam akan selalu berjuang untuk menjadikan tantangan sebagai motifasi demi kesejahteraan umat manusia. Dalam beragama mereka tidak memahaminya sebagai ritual belaka, melainkan sebuah kerja, sebuah aksi nyata. Tidak sedikit yang memahami agama merupakan ritual belaka, paradigma harus segera diubah karena agama tidak seperti itu.
            Agama merupakan pranata untuk menyempurnakan kemanusiaan manusia, dan pada waktu yang bersamaan berfungsi untuk mengangkat harkat dan derajat manusia. Dengan demikian, pemahaman yang komperhensif terhadap agama akan mampu membangun moral force yang tangguh dan compatible, sebagai salah satu syarat membangun bangsa yang telah sekian lama dihimpit dan terjerumus dalam kemunduran.
         Untuk membangun bangsa menuju kepada kemajuan dan kejayaan, tidak hanya menitik beratkan pada pembangunan “fisik”, tetapi ada yang lebih penting untuk dibangun, yaitu pembangunan kristal nilai dan rasa yang terdapat pada wilayah yang transenden. Pendekatannyapun menggunakan pendekatan yang berorientasi pada wilayah spiritual. Maka tugas penting daripada orang tua yaitu menanamkan pendidikan agama sejak dini kepada anak-anaknya.
b.    Remaja dan Bangsa
Para pemuda ibarat ruh dalam setiap tubuh komunitas atau kelompok, baik itu dalam lingkup kecil ataupun luas seperti negara. Mereka merupakan motor penggerak akan sebuah kemajuan  bangsa. Makanya tidak heran, jika ada yang mengatakan bahwa sebuah negara akan menjadi kuat eksistensinya, ketika para pemudanya mampu tampil aktif dan dinamis di tengah masyarakat.
                        Ketika kita membicarakan sosok seorang pemuda, maka sebenarnya sama halnya kita sedang berbicara mengenai dunia remaja. Menurut beberapa pakar psikologi yang telah disebut di atas, masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan. Oleh sebab itu di sinilah mental remaja itu akan benar-benar diuji. Berbagai fenomena yang syarat akan jawaban dan persoalan yang menuntut sebuah solusi akan terus senantiasa mengiringinya.
            Tongkat estafet pembangunan karekter bangsa dan negera ini akan terus berganti dari masa ke masa, seiring dengan pergantian generasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan sosok generasi yang tangguh dan ulet untuk mengemban amanah besar ini. Pemuda, dengan segala kelebihan dan keistimewaannya sangat diharapkan untuk dapat mewujudkan cita-cita nasional menuju bangsa yang bermartabat dan berdaulat secara utuh. Tentunya pemuda yang dimaksud adalah mereka-mereka yang mempunyai jiwa nasionalisme, patriotisme serta didukung dengan komitmen moral yang kokoh.
            Dalam sejarah kemerdekaan negara republik Indonesia, remaja atau pemuda telah ikut andil dalam menciptakan sebuah cita-cita bangsa, yaitu memerdekakan bangsa Indonesia. Teks sumpah pemuda menjadi bukti eksistensi pemuda Indonesia. Demikianlah Sumpah Pemuda yang diikrarkan 83 tahun yang lalu. Sejarah nasional telah membuktikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa masyarakat yang tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini lepas dari cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Catatan sejarah gerakan kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Mereka, para pemuda ini, muncul atas air mata, keringat dan darah rakyat Indonesia. Kurang lebih 350 tahun, selama itu, Indonesia hidup dalam kesengsaraan. Kebebasan yang terampas, dan pergerakkan perjuangan dibawah tekanan penjajah. Hingga ketika pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan, para pemuda ini menggetarkan hati rakyat Indonesia, “Kami Putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, darah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.  Semangat mereka mewakili cita-cita perjuangan bangsa, yang kemudian dikenal dengan peristiwa “Sumpah Pemuda”. Para pemuda ini bekerja tanpa pamrih. Yang diinginkannya hanyalah kemerdekaan , kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sampai kerja keras mereka berbuah dengan indah, cita-cita yang diperjuangkan, mengenai kebebasan, sampai kini dinikmati oleh semua kalangan rakyat Indonesia.
Sekali lagi, sejarah membuktikan pentingnya peran pemuda dalam mengubah bangsa. Tinta emas yang ditorehkan selalu menyita perhatian dari berbagai jenis kalangan dan golongan. Tidak peduli dari warna mana pemuda itu berasal, langkah tegapnya selalu dinanti-nanti. Karena geraknya merupakan manifestasi pembangunan bangsa.

     F.    SOLUSI DALAM MASALAH KENAKALAN REMAJA
Dari berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka tentunya ada beberapa solusi yang saya tawarkan dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini.
a. Membentuk Lingkungan yang Baik.
Sebagaimana disebutkan di atas lingkungan merupakan factor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia, maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang sholeh, memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi remaja atau anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.
b.    Pembinaan dalam Keluarga.
Sebagaimana disebut diatas bahwa keluarga juga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada keluarga dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik tetapi kita bisa lakukan itu dengan perlahan dan sabar.
c.   Sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan lain sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.


BAB III
PENUTUP

1.    KESIMPULAN
            Dewasa ini banyak hal-hal yang terlupakan oleh kita sebagai manusia, khususnya orang tua dan remaja. Sering sekali terjadi kelalaian dalam proses pendidikan. Hingga tidak heran banya remaja yang tidak tebentuk sesuai dengan ajaran agama. Hal ini tentu tidak hanya disebabkan oleh kelalaian dalam peroses pendidikan saja, terdapat banyak faktor yang menunjang penyimpangan tersebut, misalkan keluarga yang tidak harmonis, teman sepergaulan, teknologi modern dan lain sebagainya.
            Remaja yang menjadi obyek disini merupakan iron stock bagi agama dan bangsa. Maka apabila terjadi kegagalan dalam proses pendidikan remaja, tidak hanya berdampak pada keluarga, agama dan bangsa saja tetapi akan lebih berdampak pada spikologi remaja itu sendiri. Remaja yang sering melakukan penyimpangan akan menjadi terbiasa oleh hal-hal buruk. Sangat berbeda dengan remaja yang telah ditanamkan pendidikan agama dalam hidupnya. Sehinggga satu yang harus dicamkan kepada para orang tua yaitu, penanaman pendidikan agama sejak dini. Karena sangat dikhawatirkan kepada remaja yang tidak memiliki rasa takut terhadap tuhannya  akan mempunyai peluang besar untuk melakukan penyimpangan moral bahkan sampai dengan tindakan kriminal.
            Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik remaja. Terlebih dalam mendidik remaja yang telah terjerumus lebih dulu. Dalam ini para orang tua harus lebih menciptakan suasana keluarga diniyah yang harmonis dan memperhatikan teman sepergaulannya. Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang terjadi saat ini. Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang bijak tidak meyalahkan keadaan tetapi mecari solusi untuk mengahadapi kenyataan.

2.    SARAN
            Marilah kita bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan putih bangsa ini ada di tangan mereka semua. Jika kita tidak memulai dari sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan memperbaikinya. Tidak ada lagi kata untuk saling menyalahkan. Untuk memulai perbaikan ini butuh keseriusan semua pihak. Marilah kita sama-sama serius untuk memperbaiki masa depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok. Marilah kita memulai tidak hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha yang nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannaya, Syaamil, Bandung
Darussalam,Burhanuddin “Sistem Islam: Solusi Terbaik Bagi Tata Pergaulan Manusia” (Online) http://www.islamuda.com/?imud=rubrik&menu=cetak&kategori=3&id=210
Publikasi: Admin (04-07-2003) Sumber: ISLAMUDA [http://www.islamuda.com].
(diakses 22 Januari 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar